Filsafat Penilaian Pendidikan Biologi

 Jum'at, 11 Desember 2020

Filsafat Penilaian Pendidikan Biologi


Sumber: https://rinchankazunes.wordpress.com/2014/10/17/filsafat-pendidikan/

Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang dapat menanggapi segala pertanyaan dan permasalahan. Permasalahan tersebut mulai dari masalah yang berkaitan dengan alam semesta sampai masalah manusia dengan berbagai problematika dan kehidupannya. Filsafat pendidikan merupakan praktik ide-ide filosofis ke dalam problematika pendidikan. Menurut Kneller (dalam Sadullah, 2008:72) filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat spekulatif, preskriptif, dan analitik. Diucapkan spekulatif, karena berusaha membangun teori-teori hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia yang sangat bermanfaat dalam menafsirkan data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda. Diucapkan preskriptif, apabila filsafat pendidikan menentukan tujuan yang harus diikuti dan dicapainya, dan menentukan cara-cara yang tepat dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan. Filsafat pendidikan diucapkan analitik, apabila ingin menjelaskan pertanyaan spekulatif dan preskriptif seperti menguji rasionalitas yang berkaitan dengan ide-ide atau gagasan-gagasan pendidikan, dan bagaimana konsistensinya dengan gagasan lain.

Tujuan filsafat pendidikan yaitu mengatur proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan untuk melahirkan pemikiran tentang kebijakan dan asas-asas pendidikan yang dilandaskan oleh filsafat pendidikan. Proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan yang berupa penerapan kurikulum dan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidikan. Ada empat tujuan pendidikan Ada empat tujuan pendidikan yang tingkatan dan luasnya berlainan, yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan intitusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional (Amka, 2019).

Pendidik harus memahami bahwa filsafat pendidikan juga memperbolehkan sesuatu yang berbeda dalam wawasan dan aktivitas pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, perlunya menggunakan ide-ide filosofis dan pola-pola pemikiran agar dapat menghentikan aktivitas mereka pada taraf kesadaran etis. Bukan sekedar rutinitas, hanya saja ini tidak berarti bahwa pendidik harus menerima pemikiran filsafat sesuai dengan konteks sosial peserta didik. Ketika kondisi berubah maka perspektif dan wawasan harus diuji kembali.

Hubungan antara biologi dan filsafat sains terletak pada filsafat sains yang mengkritik dan memikirkan dampak ilmu pengetahuan biologis dan perkembangannya terhadap pengetahuan manusia dan dampaknya terhadap refleksi etis terhadap masalah dan akses penggunaannya dalam kehidupan manusia. Biologi secara efektif dapat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat. Filsafat sains adalah studi mendalam dan spesifik tentang sifat sains (scientific knowledge), seperti objek yang mempelajari sains, bagaimana untuk mendapatkan pengetahuan, bagaimana sains digunakan, dan hubungan penggunaan sains dengan prinsip moral kehidupan. Pendidikan biologi sekarang menjadi mata pelajaran pendidikan sekolah dan universitas di seluruh dunia.

Sebagi pendidik, melakukan proses penilaian kepada siswa bisa disebut guru sedang melakukan asesmen. Namun sebenarnya, kognitif itu tidak bisa diukur secara pasti. Karena, yang namanya proses mengetahui itu ongoing. Misalnya ada seorang siswa bisa saja detik ini belum mampu menjawab satu soal, karena belum memiliki gagasan apapun mengenai soal tersebut. Guru kemudian memberikan siswa tersebut grade “D” yang artinya butuh perhatian khusus. Kemudian, satu jam setelah pemberian grade, siswa tersebut akhirnya mengetahui jawaban soal tadi. Akan tetapi, apakah nilai D yang diberikan oleh guru tadi berubah?. Jadi seharusnya, proses penilaian itu bersifat dinamis bukan senantiasa bersifat statis (Zainurrahman, 2019).

Pendidikan biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang membahas makhlup hidup dengan lingkungan. Biologi menjadi mata pelajaran wajib yang dipelajari pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan IPA. Biologi sebagai bagian dari IPA meliputi kegiatan pembentukan ilmu pengetahuan serta cara berpikir dan penalaran ilmiah, dimana para ilmuan saling berargumentasi untuk dapat menyipulkan bagaimana suatu fenomena itu dapat terjadi. IPA pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai fenomena dengan menentukan bagaimana atau mengapa fenomena itu terjadi, serta mengenai kondisi dan akibat dari suatu peristiwa yang diamati.

Dalam konteks filsafat penilaian pendidikan biologi sebagai seorang pendidik, hal terpenting untuk mencapai kompetensi adalah dengan melakukan pendekatan yang berdasar pada ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pendekatan ontologi merupakan pendekatan berdasarkan pada hakikatnya. Pendekatan epistemologi merupakan pendekatan terhadap sesuatu berdasarkan cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Pendekatan aksiologi merupakan pendekatan yang berdasarkan nilai kegunaan ilmu. Berangkat dari ketiga pendekatan itu, seorang pendidik harus mampu melakukan evaluasi pembelajaran dengan tepat. Metode evaluasi yang digunakan pendidik menyesuaikan dengan level dari materi pendidikan biologi. Ketika melakukan evaluasi jangan sampai proses evaluasi pembelajaran tidak menghasilkan kondisi pemahaman siswa terhadap pemahaman siswa.

Sebagai pendidik, didalam proses pembelajaran biologi terdapat sebuah evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang dilaksankan pada proses pembelajaran biologi bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh pendidik sudah tercapai atau belum. Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui apakah metode pembelajaran yang diterapkan pendidik dalam proses pembelajaran biologi sudah tepat atau sesuai dengan kondisi siswa belum dan evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran berhasil mencapai sasaran yang dituju atau tidak (Aunurrahman, 2009).

Evaluasi dalam pembelajaran biologi sama pentingnya dengan proses pembelajaran itu sendiri. Karena, secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga untuk menilai efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan.

Hasil yang diperoleh dari evaluasi pembelajaran biologi yang dilakukan oleh guru akan memberikan petunjuk kepada guru sendiri tentang bagian-bagian mana dari program tersebut yang sudah berhasil dan bagian-bagian mana yang belum berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari evaluasi pembelajaran biologi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Pelaksanaan program pengajaran dikelas, serta evaluasi pengajaran yang sedah maupun yang sudah dilaksankaan, membutuhkan penilaian atau evaluasi pengajaran, dimana evaluasi tersebut membutuhkan kualitas, mutu dan profesionalisme dalam menjalankan kegiatan belajar dan pembelajaran.

REFERENSI

Amka, H. (2019). Filsafat pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta.

Sadullah, U. (2008). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Zainurrahman. (2019). Filsafat Penilaian:Pendidikan sebagai Proses Dinamis. https://zainurrahmans.wordpress.com/2009/03/19/filsafat-penilaianpendidikan-sebagai-proses-dinamis/.

Prodi   : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Dosen  : Prof. Dr. Marsigit, M.A.

Komentar

Posting Komentar