Senin, 21 September 2020
Pentingnya Filsafat Ilmu
Gambar 1. Tangkapan layar video pembelajaran Prof. Marsigit, M.A.
Sumber: https://youtu.be/8t3lalvQbiQ
Filsafat
merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat ekstensial yang artinya sangat
berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Manfaat apabila kita mempelajari
filsafat yaitu kita dapat memecahkan masalah-masalah yang timbul secara kritis.
Filsafat dalam perkembangannya terbagi dalam beberapa cabang diantaranya metafisika,
logika, epistemologi, etika dan estetika (Adib, 2011). Salah satu cabang
filsafat yaitu metafisika merupakan istilah yang tidak mudah untuk
didefinisikan. Metafisika mencoba untuk mengklarifikasi bentuk pokok yang
dimengerti orang-orang di dunia mengenai keberadaan sesuatu, obyek dan sifat-sifatnya,
ruang dan waktu yaitu orang yang cerdas dalam filsafat akan paham terhadap
ruang dan waktu begitupun sebaliknya, sebab dan akibat dan segala kemungkinan
yang terjadi didalamnya. Pusat cabang dari metafisika adalah ontologi,
cosmologi, dan epistemologi. Beberapa aliran dalam ontologi meliputi realisme,
naturalisme, dan empirisme. Epistemologi merupakan ilmu yang membahas
pengetahuan dan bagaimana cara memperolehnya.
Selanjutnya,
cabang filsafat logika merupakan sebuah dasar dari ilmu pengetahuan. Menurut Hadiatmaja
& Endah (2010) logika merupakan salah satu cabang filsafat yang
membicarakan tentang masalah berpikir secara tepat dan mengikuti kaidah-kaidah
berpikir logis. Logika mempunyai manfaat terutama bagi kehidupan manusia.
Misalnya ketika kita masih Sekolah Dasar (SD) pasti terdapat mata pelajaran
logika yang disisipkan pada mata pelajaran seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Contohnya ketika seorang pendidik menjelaskan kepada peserta didiknya benda
yang berat jenisnya lebih berat dibanding air, akan tenggelam, disitulah kita
menggunakan logika. Selain itu pada mata pelajaran matematika, contohnya ketika
pendidik menjelaskan hitungan dengan model para gapit, disitulah logika
matematika yang dimainkan. Sebenarnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang
dikuasai manusia yang diterima dengan logika.
Manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang sempurna karena memiliki akal. Dari akal
yang dimiliki inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Hewan dan
manusia memang memiliki persamaan yaitu sama-sama memiliki hawa nafsu, akan
tetapi hewan tidak memiliki akal. Akal membuat manusia selalu ingin mengetahui
tentang segala sesuatu. Dalam Al Qur’an surat Az-Zariyat (51) ayat 56 Allah SWT
berfirman yang artinya, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku”. Melalui pendidikan manusia dapat memenuhi rasa
keingin tahuannya. Manusia bermoral yang merasa tidak mengerti beberapa
perkara. Merasa akan berbahaya jika kita merasa memahmai banyak perkara. Hal ini
akan menimbulkan kesombongan sehingga malas untuk belajar. Ketika orang merasa
tidak mengerti beberapa perkara, maka, dia akan lebih menghargai orang yang
mengerti, mau belajar, dan tidak merasa sombong, merasa lebih baik dari yang
lain.
Kedua lingkup tersebut menjadi sebuah paham ilmu oleh dua tokoh yaitu R. Destcartes dan D. Hume. Destcartes dengan pahamnya yaitu Sceptism dan Rasionalism yang menjadi penopang utama dalam kehidupan manusia. Sedangkan, Hume dalam masalah spektisme menkritisi terhadap agama, Hume menkritisi tentang Tuhan, Deisme, dan Mukjizat dan Wahyu. Sementara Immanuel Kant (1671), Kant merupakan seorang tokoh filsafat barat yang menyatakan agama adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Amin, 2002). Selanjutnya, muncul seorang tokoh Auguste Comte dan pada Tahun 1857 Auguste Comte wafat. Auguste Comte yang mencetuskan aliran Positivisime.
Daftar Pustaka
Adib, M. (2011). Filsafat Ilmu, ontologi, Epistemologi, Aksiologi & Logika Ilmu Pengetahuan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Amin,
S. (2002). Skeptisme Terhadap Agama Dalam Filsafat David Hume (1711-1776). Artikel.
Diakses pada https://media.neliti.com/media/publications/40261-ID-skeptisme-terhadap-agama-dalam-filsafat-david-hume-1711-1776.pdf.
Hadiatmaja, S. & Endah, K. (2010). Filsafat Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Prodi : Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan
Dosen : Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Materi nya cukup luas, akan lebih baik lagi jika ditambahkan contoh nya
BalasHapusterima kasih atas sarannya kak.. :)
HapusBagus bnht artikel ini.
BalasHapusalhamdulillah..
HapusSangat bermanfaat 😁
BalasHapusalhamdulillah jika bermanfaat..
Hapus
BalasHapusInformasi yg bermanfaat
alhamdulillah jika bermanfaat..
HapusTerimakasih informasinya 🙏
BalasHapusiyaa sama-sama..
HapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusalhamdulillah..
HapusTerima kasih informasinya rul
BalasHapusiyaa sama-sama..
HapusJadi paham pentingnya filsafat ilmu, makasih..
BalasHapusalhamdulillah..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagus nihh.. ada referensi juga buat nulis jurnal
BalasHapusiya sama-sama kak..
BalasHapus